Sabtu, 06 Februari 2016

Penyebab Dan Solusi Anak Susah Makan

Dilihat dari segi psikologis anak susah makan,
penyebabnya adalah :
1. Cemas
Rasa cemas ini paling sering dialami anak batita.
Contoh, cemas berpisah dari orangtua karena
berpikir akan terjadi sesuatu yang buruk menimpa
orangtuanya; cemas berada di lingkungan baru,
semisal ketika mulai bersekolah, dan sebagainya.
Kecemasan yang timbul sering kali disertai
gejala-gejala fisiologis maupun perilaku seperti
gelisah, berkeringat dingin, berdebar-debar, sulit
konsentrasi, susah tidur, dan sebagainya.
Kondisi-kondisi ini berpengaruh pada pola makan
anak, termasuk membuat anak jadi susah makan.
2. Depresi
Anak yang depresi bisa mengalami dua masalah
makan, yaitu makan berlebihan/tidak terkendali
sehingga membuatnya obesitas atau ia menjadi
sulit makan. Depresi banyak dialami anak usia
sekolah. Penyebabnya bermacam-macam. Ada
yang karena menjadi korban bully seperti diejek,
digoda, mendapatkan kekerasan, dan sebagainya.
3. Pola relasi yang tak bagus dengan
orangtua.
Ketika anak makan dan rewel, lalu direspons
orangtua dengan tidak sabar dan memaksa anak,
maka peristiwa makan menjadi hal yang tidak
menyenangkan. Akibatnya, anak pun jadi susah
makan. Dalam hal pola asuh, orangtua tidak
mengajari anak untuk mengonsumsi makanan
yang bervariasi alias hanya menyediakan
makanan yang itu-itu saja. Ini membuat anak
tidak belajar mengenal rasa dan jenis makanan
yang beragam. Akibatnya, anak menjadi pilah-
pilih makanan dan makan yang itu-itu saja.
Ujung-ujungnya, anak pun akan susah makan.
Selain itu faktor psikologis yang dapat
mengganggu anak susah makan, seperti kondisi
rumah tangga yang bermasalah, suasana makan
yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan
bersama orangtua, maupun anak dipaksa
memakan makanan yang tidak disukai.
Cara Mengatasi Anak Susah Makan
Cara mengatasi anak susah makan ini harus
dilihat secara detai apa faktor penyebabnya,
apabila secara medis tak ada masalah, biasanya
anak yang sulit makan akan dirujuk kepada
psikiater/psikolog. Psikiater/psikolog akan
mencari latar belakang masalah dari segi
kejiwaan si anak. Para ahli juga akan
memberikan saran untuk mengatasi masalah
psikis tersebut, sehingga bila sudah berhasil
diatasi, diharapkan perilaku makan anak akan
membaik.
Di rumah, orangtua sebenarnya bisa mengenali
masalah psikis pada anak lewat terapi bermain.
Biasanya cara ini dilakukan pada anak yang
masih kecil hingga usia batita. Saat bermain,
orangtua bisa mengamati dan menganalisis
bagaimana pola bermain anak dari kisah-kisah
yang diperlihatkan. Misal, dalam bermain anak
selalu memilih peran utama binatang buas yang
menerkam binatang lemah. Bila pola ini selalu
berulang, ini merupakan pertanda penting, anak
merasa dirinya selalu jadi objek/korban dari pola
asuh /perilaku, apakah orangtua atau teman.
Lewat terapi bermain, konflik permasalahan anak
dapat ditelusuri, kemudian diatasi sesuai
penyebabnya.
Terapi bermain juga dapat digunakan untuk
memperbaiki relasi antara orangtua dan anak.
Karena dalam bermain, orangtua dapat belajar
bagaimana merespons anaknya. Namun, perlu
dipahami, terapi bermain yang dilakukan ini tidak
serta merta berdampak langsung pada pola
makan anak. Artinya, setelah relasi/pola asuh
diubah tidak serta merta perilaku sulit makan
anak teratasi. Perlu proses dan waktu yang
cukup hingga akhirnya terjadi perubahan perilaku
makan pada anak. Selain terapi bermain,
orangtua juga bisa melakukan terapi kognitif,
utamanya pada anak yang lebih besar. Anak
dibantu mengatasi kondisi cemas atau
depresinya dengan mengubah cara berpikirnya.
Lakukan dengan pendekatan komunikatif, anak
diajak mengungkapkan perasaannya, sehingga ia
merasa nyaman dan tenang. Lakukan komunikasi
pada anak sesuai tahapan usianya.
Lakukan introspeksi diri atas sikap dan pola
asuh terhadap anak, mungkinkah selama ini
kerap bersikap otoriter atau overprotektif,
sehingga membuat anak merasa cemas, marah,
dan tak nyaman. Orangtua diharapkan bisa
mengubah cara berpikirnya.
Mengajarkan perilaku makan yang baik.
Sediakan menu makanan yang bervariasi agar
anak mengenal banyak rasa dan jenis makanan.
Jadilah model yang baik dengan membiasakan
makan bersama di meja makan. Makan bersama
merupakan ajang interaksi penting antara
orangtua dan anak. Orangtua juga bisa menjadi
teman menyenangkan di meja makan. Dengan
begitu, hubungan orangtua dan anak semakin
erat.
Jadikan saat makan menyenangkan. Hindari
mengancam, menghukum, atau menakut-nakuti
anak agar ia makan lebih banyak. Ini akan
membuatnya merasa bahwa saat makan
merupakan saat yang tidak menyenangkan. Dan
bukan tak mungkin menimbulkan trauma
psikologis baginya.(Tabloid : Nakita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar